Bola.co.id - Atlético Madrid mengalami malam yang tidak mudah dalam pertandingan mereka melawan Real Betis. Pertandingan ini menunjukkan b...
Bola.co.id - Atlético Madrid mengalami malam yang tidak mudah dalam pertandingan mereka melawan Real Betis. Pertandingan ini menunjukkan banyak kelemahan di sisi Atlético, namun entah bagaimana, tim ini berhasil menghindari kekalahan telak. Pada dasarnya, keseluruhan pertandingan ini berjalan dalam pola yang mirip, di mana hal terbaik yang bisa dilakukan Atlético adalah meminimalkan kerugian dan menjaga agar skor tetap kompetitif. Beberapa insiden kemarahan dan kesalahan strategi terlihat sangat jelas, tidak layak untuk klub yang berlaga di liga elit seperti La Liga. Sungguh jarang ada tim yang tampak jauh lebih dominan daripada lawannya, namun memperoleh hasil yang sangat sedikit. Sebaliknya, di tengah ketidakseimbangan permainan ini, tim asuhan Diego Simeone justru berhasil mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan tersebut. Sayangnya, gol itu terjadi di gawang mereka sendiri, akibat kesalahan José María Giménez.
Gol bunuh diri tersebut terjadi hanya pada menit keempat pertandingan ketika Giménez mencoba memblok umpan dari pemain Betis, Abde Ezzalzouli. Namun, upaya tersebut justru berakhir dengan bola yang masuk ke gawang mereka sendiri. Insiden ini menggambarkan betapa rapuhnya pertahanan Atlético dalam pertandingan tersebut. Di kedua sisi sayap, mereka tampak kesulitan mengatasi tekanan Betis, yang memanfaatkan kelemahan ini untuk terus menciptakan peluang demi peluang. Situasi menjadi semakin rumit bagi Atlético karena kesalahan-kesalahan yang berulang dalam menjaga lawan, terutama di sayap kanan di mana Nahuel Molina gagal mengawal Romain Perraud dengan ketat, dan Rodrigo De Paul tampaknya memilih untuk menghindari duel dengan Abde.
Dalam pertandingan ini, atmosfir di Stadion Benito Villamarín begitu kuat dan mendukung Betis. Suara gemuruh dari para penggemar Betis tampaknya membuat para pemain Atlético semakin tertekan. Salah satu pemain yang tampil sangat mengecewakan adalah Reinildo Mandava. Reinildo terlihat kesulitan dalam menghubungkan permainan dengan rekan-rekannya. Bahkan dalam situasi di mana ia hanya perlu mengoper bola ke pemain terdekat, ia kerap kali membuat kesalahan yang berujung pada kehilangan bola. Ini adalah salah satu dari sekian banyak momen yang membuat para penggemar Atlético merasa frustrasi.
Yang menjadi pertanyaan besar adalah keputusan pelatih Diego Simeone untuk menempatkan Reinildo dalam starting eleven, padahal Javi Galán, yang baru saja didatangkan dan tampil cukup baik dalam beberapa laga sebelumnya, tampak lebih siap untuk bermain. Tentu saja, ini adalah keputusan yang hanya bisa dijawab oleh Cholo Simeone. Selain itu, perlu dicatat bahwa Betis sendiri baru saja bermain di Conference League pada hari Kamis sebelumnya dan mereka juga memiliki sejumlah pemain yang absen. Namun, meski berada dalam situasi yang kurang ideal, Betis tetap menunjukkan performa luar biasa dengan semangat juang yang tinggi. Para pemain Betis tampaknya hanya butuh menunjukkan tekad untuk membuat lawan merasa gentar.
Di lini pertahanan Betis, Marc Bartra dan Diego Llorente menunjukkan kelas dan ketangguhan. Keduanya tampil sangat solid dan memberikan contoh kepemimpinan di lini belakang. Di lini tengah, Guido Rodríguez tampil brilian dalam mengontrol ritme permainan, sementara di sektor serangan, Abde dan Pablo Fornals bermain dengan penuh kreativitas dan sering kali mengancam pertahanan Atlético. Di lini depan, Chimy Ávila dan Vitor Roque bergantian memberikan tekanan kepada bek-bek Atlético, membuat mereka bekerja keras sepanjang pertandingan. Pada akhirnya, Betis tampak jauh lebih unggul dibandingkan Atlético... namun sayangnya dominasi tersebut tidak tercermin di papan skor.
Betis memiliki beberapa peluang emas yang gagal dimanfaatkan, salah satunya adalah dua peluang Abde yang seharusnya bisa dikonversi menjadi gol. Dalam salah satu kesempatan, ia menerima umpan brilian dari gelandang Betis dan berhasil lolos dari kawalan, namun sepakannya hanya membentur tiang gawang. Dalam kesempatan lain, Abde mendapatkan umpan dari Vitor Roque yang diterima dengan teknik backheel, namun sayangnya tembakan Abde kembali gagal berbuah gol. Banyak peluang lain yang tercipta, namun Betis tampaknya kurang beruntung dalam menyelesaikan peluang-peluang tersebut.
Untuk merespon tekanan yang terus datang dari Betis, Diego Simeone akhirnya membuat beberapa perubahan dalam strategi timnya. Ia menempatkan Samuel Lino untuk memperkuat lini belakang, sementara Antoine Griezmann ditarik lebih ke dalam untuk membantu lini tengah. Meskipun begitu, upaya ini hanya mampu menghasilkan satu kesempatan melalui sundulan Reinildo setelah memanfaatkan tendangan sudut. Ya, Reinildo, pemain yang tampil kurang meyakinkan sepanjang laga, hampir saja mencetak gol untuk Atlético.
Setelah jeda babak pertama, Simeone memutuskan untuk tidak menurunkan Conor Gallagher di babak kedua. Sebagai gantinya, ia memasukkan Javi Galán dan Alexander Sørloth untuk mencoba membalikkan keadaan. Sayangnya, meskipun ada beberapa perubahan dalam susunan pemain, pola permainan Atlético tidak banyak berubah. Di awal babak kedua, Abde kembali mendapatkan peluang untuk mencetak gol, namun peluang itu gagal ia manfaatkan.
Sesekali, Atlético tampak berusaha untuk bangkit dan memberikan perlawanan, terutama ketika kiper Betis, Rui Silva, harus melakukan penyelamatan dari tendangan Julián. Namun, masalah fisik yang dialami pemain Betis, Guido Rodríguez, membuat mereka harus melakukan pergantian pemain yang kemudian membawa perubahan dalam ritme permainan Betis. Pada satu titik, Gil Manzano, wasit pertandingan, bahkan hampir memberikan penalti kepada Betis setelah Javi Galán dianggap melakukan pelanggaran terhadap Pablo Fornals. Namun setelah melalui proses pengecekan VAR, keputusan tersebut dibatalkan. Tidak lama setelah itu, Vitor Roque kembali mendapatkan dua peluang beruntun untuk mencetak gol, namun ia kembali gagal.
Simeone kemudian membuat keputusan mengejutkan dengan menarik keluar Antoine Griezmann dan Samuel Lino. Sebagai gantinya, ia memasukkan Ángel Correa dan Giuliano Simeone. Pergantian ini akhirnya membawa dampak positif bagi Atlético. Correa, yang dikenal dengan insting menyerangnya yang tajam, hampir saja mencetak gol melalui dua peluang emas, salah satunya melalui tendangan kaki yang membentur tiang gawang, dan satu lagi melalui sundulan yang juga mengenai tiang. Di saat Betis mulai kehabisan energi karena penampilan fisik mereka yang tak bisa bertahan lama, Atlético mencoba memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang.
Pada akhirnya, meskipun Atlético berhasil menghindari kekalahan dan meraih hasil imbang, kenyataan bahwa mereka hanya bisa berlindung di balik keberuntungan—berkat dua kali bola membentur tiang gawang—menunjukkan seberapa besar mereka sedang dalam masalah. Dalam banyak hal, pertandingan ini adalah pertanyaan besar untuk Simeone dan para pemainnya. Betis, yang tampil lebih superior dalam segala aspek, hanya kurang beruntung sehingga gagal membawa pulang tiga poin.
Dengan semua peluang yang gagal dimanfaatkan oleh Betis, Atlético Madrid boleh merasa beruntung telah lolos dari kekalahan. Mereka mungkin bisa berterima kasih kepada mistar gawang yang dua kali menggagalkan peluang lawan. Namun demikian, jika Atlético ingin tetap bersaing di papan atas La Liga, banyak hal yang perlu diperbaiki, terutama dalam hal permainan kolektif dan determinasi di lapangan.
Meskipun pertandingan ini berakhir dengan hasil imbang, jelas bahwa Atlético harus segera memperbaiki diri. Pertahanan yang goyah, kurangnya kreativitas di lini tengah, dan ketergantungan pada keberuntungan adalah sesuatu yang tidak bisa terus menerus diandalkan dalam sepakbola. Sementara itu, Betis, meskipun gagal meraih kemenangan, bisa mengambil banyak pelajaran positif dari pertandingan ini. Mereka bermain dengan semangat juang tinggi, menciptakan banyak peluang, dan menunjukkan kualitas yang layak dihargai.
Pada akhirnya, Atlético Madrid dapat merasa bersyukur karena terhindar dari kekalahan dalam pertandingan yang sulit ini, dan Betis dapat merasa bangga dengan performa dominan mereka meskipun hanya membawa pulang satu poin. Sebuah pertandingan yang penuh dengan pelajaran, baik bagi pemenang maupun bagi yang kalah.
Shopping Tags: Kesehatan, Aksesoris Pakaian, Elektronik, Pakaian Pria, Sepatu Pria, Aksesoris & Mobile, Pakaian Muslim, Tas Wanita, Tas Perempuan, Pakaian Wanita, Makanan & Minuman, Sepatu Wanita, Sepatu Pria, Jam Tangan, Elektronik, Food & Beverages, Kecantikan & Perawatan, Koleksi & Hobi, Ibu & Bayi, Bayi & Pakaian Anak, Electronics, Fotografi, Home & Living, Sport & Outdoor, Buku & Alat Tulis, Hobby & Collections, Automotive, Otomotif, Stationary & Accessories, Komputer dan Aksesoris
Tidak ada komentar