Erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara berdampak pada lahan pertanian. Sebanyak 5.916 hektare lahan pertanian yang tersebar ...
Erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara berdampak pada lahan pertanian. Sebanyak 5.916 hektare lahan pertanian yang tersebar di tiga kecamatan di Karo terpapar abu vulkanik.
Ketiga kecamatan itu di antaranya Kecamatan Kutabuluh, Payung, Namanteran, dan sebagian kecil lahan pertanian di Berastagi.
Kepala UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, Marino mengatakan, dari total luas lahan terdampak, sebanyak 4.208 hektare di antaranya merupakan lahan tanaman pangan jagung dan padi.
"Sedangkan lahan tanaman padi sawah umur 70-100 hari yang terpapar seluas 8 hektare, sementara tanaman jagung adalah yang paling luas terkena abu vulkanik yakni mencapai 4.200 hektare dan saat ini berumur 60-80 hari," kata Marino, Rabu (12/6/2019).
Marino telah merekomendasikan petani untuk menyiram abu vulkanik yang menutupi tanaman. Dengan demikian, lanjut dia, proses fotosintesis tetap dapat berjalan.
"Menyemprotkan air ke seluruh tanaman yang terkena abu vulkanik bertujuan agar tanaman masih dapat berfotosintesis kembali dan tentunya hasilnya dapat dipanen kembali," terangnya.
Terpisah, Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Karo, Natanail Perangin-angin mengatakan, saat ini pihaknya bersama Dinas Pertanian Kabupaten Karo dan sejumlah kelompok tani tengah membersihkan lahan pertanian warga yang tertutup abu vulkanik.
Selain lahan pertanian, sejumlah jalan yang tertutup abu vulkanik turut dibersihkan. "Beberapa hari terakhir pembersihan jalan-jalan telah kita lakukan dengan bantuan penyiraman mobil pemadam kebakaran. Tapi, kalau rumah belum," tutur Natanail.
Sebagaimana diketahui, Gunung Sinabung erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 7 ribu meter pada Minggu (9/6) pukul 16.28 WIB. Letusan merupakan yang terbesar sejak status Sinabung diturunkan pada Mei lalu dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III).
Tercatat sebaran abu vulkanik Sinabung mencapai 20 kilometer ke arah Tenggara. Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah selatan.
Ketiga kecamatan itu di antaranya Kecamatan Kutabuluh, Payung, Namanteran, dan sebagian kecil lahan pertanian di Berastagi.
Kepala UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, Marino mengatakan, dari total luas lahan terdampak, sebanyak 4.208 hektare di antaranya merupakan lahan tanaman pangan jagung dan padi.
"Sedangkan lahan tanaman padi sawah umur 70-100 hari yang terpapar seluas 8 hektare, sementara tanaman jagung adalah yang paling luas terkena abu vulkanik yakni mencapai 4.200 hektare dan saat ini berumur 60-80 hari," kata Marino, Rabu (12/6/2019).
Marino telah merekomendasikan petani untuk menyiram abu vulkanik yang menutupi tanaman. Dengan demikian, lanjut dia, proses fotosintesis tetap dapat berjalan.
"Menyemprotkan air ke seluruh tanaman yang terkena abu vulkanik bertujuan agar tanaman masih dapat berfotosintesis kembali dan tentunya hasilnya dapat dipanen kembali," terangnya.
Terpisah, Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Karo, Natanail Perangin-angin mengatakan, saat ini pihaknya bersama Dinas Pertanian Kabupaten Karo dan sejumlah kelompok tani tengah membersihkan lahan pertanian warga yang tertutup abu vulkanik.
Selain lahan pertanian, sejumlah jalan yang tertutup abu vulkanik turut dibersihkan. "Beberapa hari terakhir pembersihan jalan-jalan telah kita lakukan dengan bantuan penyiraman mobil pemadam kebakaran. Tapi, kalau rumah belum," tutur Natanail.
Sebagaimana diketahui, Gunung Sinabung erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 7 ribu meter pada Minggu (9/6) pukul 16.28 WIB. Letusan merupakan yang terbesar sejak status Sinabung diturunkan pada Mei lalu dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III).
Tercatat sebaran abu vulkanik Sinabung mencapai 20 kilometer ke arah Tenggara. Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah selatan.
Kuliah Beasiswa...?? Klik Disini
Gambar : cnnindonesia
Sumber : cnnindonesia
Tidak ada komentar